Proyek pembangunan MRT Fase 2 di area CP 202 Harmoni menemukan fakta sejarah yang menarik. Berupa Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) rel trem peninggalan zaman Belanda.
Ahli Arkeologi mengungkapkan, jalur trem tersebut merupakan yang tertua dan pertama di Indonesia. Bahkan di Belanda sendiri belum pernah dibuat.
Asisten Tim Arkeolog Eskavasi Jalur Trem MRT Jakarta Fase 2 Argi Arafat menjelaskan, pembangunan jalur trem pertama kali dilakukan Kompeni Belanda di Indonesia, tepatnya Batavia (Jakarta) pada zaman itu. Semua percobaan dan perencanaan sistemnya diuji coba di Batavia.”Jalur trem ini adalah jalur rel tertua dan pertama di Indonesia. Bahkan di Belanda pun belum dibuat, semua trial dan segala macamnya dilakukan di Indonesia,” kata Argi saat ditemui CNBC Indonesia di proyek pembangunan MRT Area CP 202, pada Rabu, 16 November 2022.
Dibangun sejak awal abad 19, batangan rel diimpor langsung oleh penyuplai besi Bochum dari Jerman ke Indonesia pada tahun 1931-1932. Pengiriman batangan rel, kata Argi, membutuhkan waktu sekiranya 8-9 bulan pelayaran.
“Batangan relnya diimpor dari Jerman ke Indonesia tahun 1931-1932. Pengiriman butuh waktu 8-9 bulan, baru dipasang pada tahun 1933. Penyuplai besi dari Bochum,” kata Argi.
Untuk bantalan baja digunakan mulai dari jalur Mangga Besar hingga Kota Tua, sedangkan area Harmoni masih menggunakan bantalan kayu.
“Bantalannya kan ada bantalan kayu dan baja. Nah kalo bantalan bajanya dari Krupp, saingannya Bochum tahun 1921. Jadi kalau di sini bantalannya kayu, nanti sampai Mangga Besar itu udah baja,” katanya.
Jalur trem ini beroperasi pada tahun 1869 hingga 1962. Rel trem yang menghubungkan kota Batavia berfungsi sangat penting untuk transportasi massal masyarakat pada zaman itu.
“Kalau sekarang kan kereta atau MRT, kalau dulu menggunakan trem untuk efisiensi,” kata Argi.
Pada zamannya, trem digunakan masyarakat dari seluruh golongan, bangsawan hingga pribumi bisa menggunakan trem sebagai moda transportasi.
“Jadi nggak cuma dari orang-orang kalangan bangsawan, walaupun dulu dibagi 2 kelas, bangsawan dan orang pribumi,” katanya.