NIAGA  

Saham Berkode KRYA Ini Baru Tiga Bulan, Cuan Hampir 200%

Saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk, IDX:KRYA.
Saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk, IDX:KRYA.

DETAIL.ID, Jakarta – Para investor pemegang saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk sedang sumringah. Pasalnya saham mereka ini menjadi pemberi cuan terbanyak atau top gainer dalam tiga bulan terakhir di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Harga saham berkode KRYA ini melesat 177% menjadi Rp 324 per unit, atau bertambah cuannya Rp 207 dari posisi saat saat dibeli tiga bulan lalu. Dari ratusan saham di BEI, emiten ini menempati urutan atas top gainer dalam tiga bulan terakhir.

Empat saham dibawahnya yang memberi cuan lebih dari 100% antara lain, PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) sebanyak 129%, PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM) cuan 125%, PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama (JKON) senilai 103%, dan saham yang kembali populer saat ini, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) naik 103%.

Dibandingkan yang lain, emiten KRYA ini sebetulnya masih ‘bau kencur’ karena baru melantai di BEI pada 25 Juli lalu, dengan harga penawaran saham perdana (IPO) Rp 125 per unit. Manajemen melepas 325 juta helai saham atau setara 20% dari modal disetor dan ditempatkan. Alhasil mereka menangguk dana segar sekitar Rp 41 miliar.

Semua dana perolehan dari IPO dipakai untuk modal kerja. Separuh untuk pembangunan gudang entitas anak dan sekitar separuhnya lagi untuk biaya penyediaan bahan baku material, pembelian perlengkapan kerja, perawatan mesin beserta perangkat pendukungnya.

Saham konstruksi termasuk sedikit diantara sektor di bawah pertambangan, khususnya batubara yang mendapatkan atensi baik investor. Ini karena perolehan kontrak-kontrak baru yang meningkat di tahun ini, setelah dua tahun ‘puasa’ akibat pandemi Covid-19.

Pemicu lainnya adalah sentiment positif atas keberadaan Investasi Lembaga Pengelola Investasi alias Indonesia Investment Authority (INA) yang mengelola dana hingga US$ 28,5 miliar. Mereka cukup fokus dengan pembangunan infrastruktur setelah dibentuk pada akhir 2020 lalu.

Namun demikian perlu lebih berhati-hati dan cermat untuk mendulang cuan di saham sektor properti. Selain banyak emitennya yang terbebani utang besar-umumnya emiten karya, atau pelat merah-sektor konstruksi diprediksi akan kembali terpukul oleh kelesauan ekonomi yang diprediksi melanda ekonomi Indonesia tahun depan.

Selain suku bunga tinggi yang membuat biaya pinjaman naik, pelemahan rupiah akan menambah beban biaya material barang-barang konstruksi yang berasal dari impor. Emiten yang aman adalah mereka yang sudah mendapatkan kontrak dari pemerintah, namun dari sisi keuangannya tidak terlalu banyak utang, apalagi dalam denominasi dolar AS.

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham terkait. Keputusan investasi sepenuhnya ada pada diri anda, dan DETAIL.ID tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *