Suku Anak Dalam Tolak Divaksin, Ini Alasannya

DETAIL.ID, Tebo – Suku Akan Dalam (SAD) di Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi, menolak untuk divaksin. Alasannya, mereka lebih yakin terhadap ramuan tradisional yang dianggap bisa menangkal Covid-19.

“Kami lebih percaya dengan ramuan ketimbang obat-obatan dari luar,” kata anak Temenggung Apung, Malenggang di kawasan khusus SAD Desa Muara Kilis, Selasa malam (10/08/2021).

Diakui Malenggang jika warga SAD sangat takut tertular Covid-19. Namun mereka bingung dengan virus tersebut dan seperti apa cara penularannya. “Kita tidak tahu penyakit itu seperti apa, dan siapa yang membawanya (menularkannya). Yang jelas kalau ada yang sakit, ya minum ramuan, paling tiga hari sudah sehat,” kata dia.

Dijelaskan dia, salah satu ramuan tradisional yang dianggap ampuh adalah air rebusan pucuk daun sungkai. Air ini mereka yakini bisa menangkal virus yang semakin pandemi tersebut.

Caranya kata dia, pucuk daun (daun muda) direbus dengan air. Lalu air sisa rebusan daun tersebut diminum. “Satu hari satu gelas sudah cukup. Selain meningkatkan imun tubuh, juga bisa menyembuhkan sakit demam panas, batuk-batuk dan pilek,” jelas dia.

Diakui Malenggang, air rebusan daun Sungkai terasa sangat pahit. Biasanya, anak-anak menolak untuk meminum air rebusan itu. “Kalau untuk anak-anak biasanya kita campur ke air, lalu kita mandikan. Tapi baiknya harus diminum. Khasiatnya lebih terasa (cepat),” kata dia.

Hal ini dibenarkan Ketua Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK), Ahmad Firdaus. Dia mengaku sudah beberapa kali meyakini SAD Kelompok Temenggung Apung agar mau divaksin, namun tetap ditolak. “Alasannya, mereka percaya dengan ramuan tradisional ketimbang vaksin,” kata Firdaus pendamping SAD di Tebo.

Alasan lain yang membuat SAD Muara Kilis menolak divaksin, kata Firdaus, ada informasi yang menyebutkan jika ada salah seorang warga meninggal dunia setelah dua hari divaksin. Warga tersebut berdomisili tidak jauh dari pemukiman mereka (pemukiman SAD Kelompok Temenggung Apung).

Selain itu lanjut Firdaus, ada juga informasi yang menyebutkan ada warga yang terserang demam pasca divaksin. Bahkan sudah satu bulan lebih warga tersebut tak kunjung sembuh dari demamnya. “Informasi negatif pasca vaksin ini juga membuat mereka menolak untuk divaksin,” pungkasnya.

Reporter: Syahrial

Exit mobile version