DETAIL.ID, Teknologi – Google melalui lembaga filantropis Google.org mengumumkan hibah 800.000 dolar AS atau Rp11,7 miliar untuk mendukung beragam program literasi media dan juga pelatihan digital dalam upaya memberantas hoaks dan misinformasi masyarakat Indonesia.
Hibah tersebut dieksekusi oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) dan lembaga nirlaba Maarif Institute, bersama agensi perubahan sosial Love Frenkie, lewat program Tular Nalar.
“800.000 USD untuk memberikan solusi dan membantu lebih dari 26.700 dosen dan guru serta mahasiswa untuk memiliki ketahanan terhadap misinformasi dan disinformasi melalui edukasi literasi media dan digital,” kata Head of Public Affairs Southeast Asia Google APAC, Ryan Rahardjo, mengutip Antara, Senin 26 oktober 2020.
Ryan mengatakan memerangi kesalahan informasi, ujaran kebencian, intoleransi, informasi yang direkayasa dan hoaks terus menjadi tantangan penting untuk ditangani terutama mendekati pemilihan kepala daerah atau Pilkada yang akan diselenggarakan secara serentak pada Desember.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”baca juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″]
Program Tular Nalar yang dibentuk oleh Google.org dan juga dieksekusi oleh MAARIF Institute, MAFINDO, dan Love Frenkie, Ryan menjelaskan, berfokus kepada materi pembelajaran untuk mengasah cara berfikir secara kritis.
“Ini juga dibentuk untuk para dosen, guru dan mahasiswa dalam menghadapi tantangan yang mereka hadapi di lingkungan pembelajaran,” ujar Ryan.
Google juga membentuk sebuah situs Tular Nalar, lanjut Ryan, yang akan bisa diakses pada Januari 2021 mendatang, terutama untuk para masyarakat yang tidak dapat berpartisipasi dalam pelatihan virtual.
“Kami harap melalui program ini para pengajar mendapatkan materi ajar tambahan dan juga dukungan yang mereka butuhkan untuk terus menularkan hal hal positif kepada para pelajar di Indonesia,” ujar Ryan.
“Dalam hal ini cara mengatasi misinformasi dan disinforamsi agar seluruh pelajar dan masyarakat Indonesia pada umumnya dapat menjadi warga digital yang bertanggung jawab,” ucapnya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy menyambut sumbangan Google untuk berantas hoaks tersebut. Ia mengatakan memerangi kesalahan informasi, ujaran kebencian, intoleransi, informasi yang direkayasa dan juga hoaks terus menjadi tantangan penting untuk ditangani.
Terutama, kata Muhadjir, warga Indonesia semakin mendekati masa pemilihan kepala daerah yang akan diselenggarakan serentak pada Desember 2020.
Program yang dikelola oleh MAARIF Institute, MAFINDO dan Love Frankie, akan bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Komunikasi dan Informatika, pimpinan pusat Muhammadiyah dan ASPIKOM.
“Dengan semakin cepat penyebaran informasi di era digital ini, marilah kita kerjasama untuk memberantas hoaks dengan menciptakan warga negara yang lebih kritis, dan berpengetahuan di Indonesia,” ujar Muhadijir.