DETAIL.ID, Jakarta – Wartawan senior Endy Bayuni mengatakan saat ini pendapatan media menurun drastis akibat pandemi virus corona COVID-19. Pandemi yang terjadi pada awal 2020 ini melumpuhkan roda perekonomian Indonesia.
Imbasnya, perusahaan-perusahaan memangkas pengeluaran iklan di media. Hal ini mempengaruhi bisnis media.
“Media mungkin kita tahu, kita bisa WFH bisa mengadakan jumpa pers online. Tapi yang terjadi adalah juga pendapatan media yang mengandalkan dari iklan. Perusahaan-perusahaan yang bangkrut mereka memotong iklan. Itu pengaruhi bisnis media,” kata Endy dalam konferensi virtual Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 seperti dilansir CNNIndonesia.com, Jumat (12/6/2020).
Kondisi pandemi COVID-19 ini memperparah keberlanjutan media cetak yang saat ini telah tergerus oleh media online. Endy mengatakan media cetak akan tutup apabila kondisi pandemi COVID-19 terus berlangsung.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”baca juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical” post_offset=”1″ include_category=”3″]
“Yang cetak itu menghitung bulan lah kalau tidak minggu sebelum kita harus tutup karena permintaan penerbitan cetak sangat berkurang. Orang mengandalkan informasi dari online,” kata Endy.
“Jadi kalau bicara bisnis media itu sangat menyedihkan, saya bisa mengatakan itu ya,” ujar Endy.
Endy kemudian mengkritik pemerintah dengan mengatakan pemerintah belum memiliki strategi pasca COVID-19. Ia mengatakan pemerintah terus menggemborkan narasi tatanan hidup baru (new normal), tapi ia tidak melihat adanya strategi.
“Sektor swasta itu melihat strategi yang diambil pemerintah. Sektor swasta melihat strategi yang disiapkan pemerintah dan negara pasca COVID-19. Kita bicara new normal tapi kita belum melihat strategi. Saya lihat strateginya kembali ke yang lama [sebelum pandemi],” kata Endy.
Menanggapi 9 sektor yang diizinkan untuk produktif, Endy mengatakan strategi sektor swasta mengikuti irama atau arahan dari pemerintah untuk menjalankan roda perekonomian.
“Jadi kalau new normal ada strategi baru yang belum kita lihat. Sektor swasta masih menunggu dari arahan pemerintah ke mana mau dibawa, kalau balik ke dulu empat bulan lalu itu tidak tahu. Belum ada gambaran kita harus ke mana,” ujar Endy yang juga menjadi Dewan Pengawas Facebook.
Lebih lanjut, Endy mengatakan Uni Eropa sudah memiliki strategi untuk menggerakkan roda perekonomian pasca COVID-19. Endy mengatakan Uni Eropa berinvestasi 875 miliar euro untuk bangun kembali industri.
“Sehingga Eropa bisa bertahan mandiri. terutama mereka ingin kurangi ketergantungan terhadap produk China. Tapi mereka juga akan ajukan investasi di industri yang ramah lingkungan. Jadi arahnya jelas dan sektor privat bisa mengikuti irama arahan atau strategi pemerintah,” ujar Endy.