DETAIIL.ID, Semarang – Di tengah pandemi COVID-19 atau Corona, kasus demam berdarah dengue (DBD) menyebabkan 40 orang meninggal di Jawa Tengah.
Jumlah korban DBD itu melebihi pasien yang meninggal karena Covid-19 di Jawa Tengah yakni 22 orang. Dinas Kesehatan setempat mengimbau agar masyarkat tidak lengah dengan penyakit tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo mengatakan di awal tahun 2020 tercatat hingga bulan Maret ada 2.115 kasus DBD di Jawa Tengah. Pasien DBD yang meninggal yaitu 40 orang.
“Sampai Maret secara keseluruhan se-Jawa Tengah 35 Kabupaten Kota itu ada 2.115 kasus demam berdarah dan jumlah yang meninggal 40,” kata Yulianto, Seperti dilansir Tempo, Jumat (10/4/2020).
Jumlah kasus tertinggi, lanjut Yulianto, ada di Kabupaten Cilacap dengan jumlah 216 kasus dan jumlah kematian 3 orang, kemudian ada Kota Semarang, Kabupaten Jepara dan lainnya, berikut daftar 9 daerah di Jateng dengan kasus terbanyak:
– Cilacap 216 kasus, 3 meninggal
– Kota Semarang 154 kasus, 2 meninggal
– Jepara 136 kasus, 1 meninggal
– Banyumas 132 kasus, 3 meninggal
– Klaten 131 kasus, 3 meninggal
– Kebumen 124 kasus, 4 meninggal
– Purbalingga 99 kasus, 2 meninggal
– Brebes 87 kasus, 2 meninggal
– Banjarnegara 62 kasus, 3 meninggal
“Yang lain ada di semua 35 Kabupaten/Kota, kita ini negara tropis, merupakan endemis,” ucap Yulianto.
Yulianto pun mengimbau agar masyarakat tidak lengah dengan Demam Berdarah meski masih mewaspadai penyebaran Corona. Terlebih lagi saat ini masih masuk musim penghujan.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” newsticker_animation=”vertical” number_post=”8″ post_offset=”2″]
“Saya minta masyarakat jangan lupakan pemberantasan jentik atau sarang nyamuk, pastikan di lingkungan masing-masing baik di dalam rumah atau luar rumah. Ada jumantik. Sekarang ini masih masa penghujan jadi faktor lingkungan berpengaruh terhadap berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti,” ujarnya.