
Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY Beny Suharsono meminta untuk tak secara sepenggal menyaksikan laporan BPS tersebut.
Dia menyebut jumlah masyarakatmiskin memang bertambah kalau dilihat dari hitungan per kuartal (qoq), sementara bila dilihat dari kacamata hitungan per tahun (yoy), berdasarkan Beny, angka kemiskinan di DIY terperinci menurun.
Beny menyebutkan, jumlah penduduk miskin di DIY pada September 2022 tercatat sebanyak 463.630 orang, berkembangmenjadi 11,49 persen dibandingkan dengan posisi Maret 2022 adalah 11,34 persen. Namun, warga miskin di DIY pada September 2022 turun 10.900 orang dibandingkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada September 2021.
“Mohon diingat, ini adalah statistik, soal angka. Bisa dilihat pada angka-angka yang lain. Walaupun sering kontrakdiksi, yang disebut dengan paradoks atau anomali. Kami tidak ingin berlindung di situ terus, namun fakta yang lain menunjukkan demikian,” kata Beny di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Jumat , 20 Januari 2023.
Beny menyebut, kemiskinan ini tentu tidak mampu lepas dari indikator kesejahteraan masyarakat lainnya. Secara statistik tercatat menjadi provinsi termiskin di Jawa, tetapi terkait Angka Harapan Hidup (AHH), Indeks Kebahagiaan (IP), Harapan Lama Sekolah (HLS), dan Indeks Kesejahteraan Sosial (IKS), serta beberapa indeks kemajuan tempat yang lain masih menjadi peringkat tertinggi di Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah tingkat pengangguran yang jauh di bawah rata-rata nasional.
Beny mengatakan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) DIY sendiri sebesar 80,64 pada 2022. Capaian ini masuk kategori sungguh tinggi dan tercatat sebagai yang tertinggi kedua sehabis DKI Jakarta.
IPM sebagai indikator resmi yang menggambarkan kualitas hidup insan mencakup sejumlah indikator. Antara lain, kesehatan melalui AHH yang meraih 75,08 tahun atau tertinggi di Indonesia.
“Indeks kebahagiaan, itu terkait dengan kesehatan. Itu menawarkan usia impian hidupnya terpanjang. Ambil contoh Kulon Progo, kemiskinannya mendekati angka 18 persen tetapi usia keinginan hidupnya jika dibanding kabupaten/kota se-DIY paling tinggi, se-Indonesia. Kan jadi aneh,” katanya.
“Apa aku akan berlindung ‘nggak apa-apa saya miskin, namun usianya panjang’ kan nggak, Itu kan memiliki arti memang ada indikator yang memang harus dikhususkan. Yogya itu khasnya di mana? Kan kemudian tidak bisa digeneralisasi jika mau fair,” tuturnya.
Indikator IPM lain yaitu pendidikan yang dilihat dari cita-cita usang sekolah juga tertinggi se-Tanah Air ialah 15,65 tahun. Lalu, ekonomi yang ditinjau pengeluaran per kapita sebesar 14,48 juta. DIY mengekor DKI Jakarta yang mencapai 18,92 juta.
Target 2024
Beny menyampaikan pemda DIY menargetkan selesainya penanganan kemiskinan ekstrem pada tahun 2024, dan menerima pinjaman Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X lewat peningkatan derma sosial dan jaminan sosial.
Pemerintah Daerah DIY juga sudah memutuskan 15 kecamatan sebagai fokus penanganan kemiskinan di DIY.
Selain itu, 2022 lalu Sultan juga mencanangkan visi misi untuk membangun daerah selatan selaku salah satu upaya pemerataan pembangunan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah DIY yaitu membuka kanal yang lebih baik di kawasan selatan.
Kawasan selatan DIY ini dinilai mempunyai potensi pariwisata yang mampu mengembangkan kesejahteraan penduduk . Perlu diingat potensi 12 mil garis pantai DIY, juga bukan hal yang layak dikesampingkan. Tiga kabupaten di wilayah selatan ialah Kulon Progo, Gunungkidul dan Bantul menjadi fokus utama pengentasan kemiskinan DIY.
“Keberpihakan pembangunan harus ke selatan, telah tidak mampu (ditunda) lagi. Tapi bukan bermakna yang utara kita tinggal,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, laporan BPS mencatat DIY selaku provinsi termiskin di Pulau Jawa per September 2022. BPS melaporkan persentase masyarakatmiskin di DIY meraih 11,49 persen, atau naik jika dibandingkan dengan posisi Maret 2022 yaitu 11,34 persen.
(kum/vws)