DETAIL.ID, Tebo – Salah seorang Masyarakat Hukum Adat Suku Anak Dalam (MHA SAD) kelompok Temenggung Ngadap, Desa Tanah Garo, Kecamatan Muara Tabir, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi, Batitin terpaksa dilarikan ke RSUD STS Tebo, Jambi. Ia mengalami luka-luka pada bagian tangan dan kaki setelah ditabrak Orang Tidak Dikenal (OTK).
Selain luka-luka, Batitin juga mengalami patah tulang pada kaki bagian kiri, dan saat ini dirawat di RSUD Tebo.
Menti MHA SAD Kelompok Temenggung Ngadap, Gentar mengatakan insiden ini terjadi di SPA Kecamatan Muara Tabir, Provinsi Jambi pada Selasa kemarin, 10 Mei 2021.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga ” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” number_post=”7″ post_offset=”1″]
Dia bercerita, insiden ini berawal saat salah seorang warga transmigrasi (warga luar) bersepeda motor melintas. Tiba-tiba terjadi cekcok. Warga transmigrasi tersebut ditendang oleh orang dalam (MHA SAD).
“Sudah menendang warga trans (transmigrasi), orang dalam langsung melarikan diri. Ndak tahu larinya ke mana,” kata Gentar saat menunggu Batitin di RSUD STS Tebo.
Tidak terima ditendang, lanjut Gentar, dengan mengendarai sepeda motor orang trans tersebut langsung mengejar orang dalam. Di tengah pengejaran, orang trans berjumpa dengan Batitin dan langsung menabraknya dari belakang.
Akibatnya, Batitin mengalami luka-luka dan patah tulang pada bagian kaki sebelah kiri. Sementara, sepeda motor yang dikendarai oleh orang trans dan Batitin mengalami rusak parah. “Mungkin tabrakannya terlalu kuat. Jadi motornya juga hancur,” ujarnya.
Atas insiden ini, Gentar khawatir akan memicu terjadinya keributan antara MHA SAD dengan orang luar dalam hal ini warga transmigrasi. “Ini bakal ribut besar. Apalagi yang ditabrak ini masih ponakan Ngukir, mantan Temenggung MHA SAD Tanah Garo,” kata dia.
Insiden ini sangat disayangkan oleh pendamping MHA SAD, Ahmad Firdaus. Meski kesal, dia menyarankan kepada Gentar dan seluruh MHA SAD Kelompok Temenggung Ngadap untuk sama-sama menahan diri.
“Jangan terbawa emosi, apalagi sampai ribut-ribut. Yang jelas semua persoalan pasti ada solusinya,” kata Firdaus kepada Gentar saat menjenguk Batitin di RSUD STS Tebo.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga ” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” number_post=”7″ post_offset=”1″]
Kepada Gentar, Firdaus menyarankan agar persoalan ini secepatnya disampaikan kepada Temenggung Ngadap. Dia percaya, Temenggung Nagadap sangat bijak dalam mengambil keputusan untuk penyelesaian masalah ini.
“Upayakan permasalahan ini diselesaikan secara adat. Kalau memang tidak ada penyelesaian, baru kita cari solusinya,” ujar Firdaus, Ketua Yayasan Orang Rimbo Kito (ORIK).
Reporter: Syahrial