DAERAH  

Hanya Dimasak Setiap 16 Ramadan

16 Ramadan
ONDEL-ONDEL: Jajanan yang legit bercita rasa manis. Hanya dimasak sekali dalam setahun, tepatnya setiap 16 Ramadan. (DETAIL/Edi Januar)

KERINCI memang kaya dengan tradisi. Tidak hanya keragaman kesenian dan kebudayaan, namun dalam ritual-ritual keagamaan juga terdapat tradisi unik, yang tak ditemui di daerah lain.

Satu di antaranya adalah makanan enak berbahan gula merah yang dibaluri ketan putih serta kelapa parut, yakni ondel-ondel.

Ini bukan sembarangan ondel-ondel. Jajanan yang legit bercita rasa manis. Hanya dimasak sekali dalam setahun, tepatnya setiap 16 Ramadan.

Tradisi memasak ondel-ondel setiap 16 Ramadan ini pun hanya akan ditemukan di Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Tanah Cogok, Kabupaten Kerinci, Jambi.

Tidak ada yang tahu sejak kapan tradisi ini mulai dilakukan warga setempat. Namun diperkirakan, sejak ratusan tahun lalu telah dilakukan turun-temurun.

Meski tidak wajib, namun setiap malam 16 Ramadan semua warga Bunga Tanjung membuat ondel-ondel, yang dimakan saat buka bersama di dalam masjid.

Ketua PKK Desa Bunga Tanjung, Runaini, mengakui ada tradisi memasak ondel-ondel di desanya setiap 16 Ramadan.

“Saya tidak tahu sejak kapan tradisi ini dilakukan. Saya melanjutkan tradisi dari ibu dan nenek saya. Bahkan saat mereka masih kecil, tradisi ini sudah ada,” ujar Runai.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical”]

Menurutnya, meskipun tak ada perintah membuat ondel-ondel, namun bagi warga setempat membuat ondel-ondel sudah menjadi kewajiban.

“Warga seakan-akan terpanggil untuk membuat penganan yang memiliki rasa nikmat ini. Itu sebabnya, jika semua rumah memiliki makanan ondel-ondel,” katanya.

Warga yang tidak membuat ondel-ondel, ia melanjutkan, merasa malu sendiri dan tidak berani membaur dengan warga lainnya.

“Kita berharap tradisi ini bisa dipertahankan oleh masyarakat, dan bisa diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya,” ucap Runai.

Tidak ada yang istimewa dalam pembuatan ondel-ondel Bunga Tanjung. Cara pembuatannya hampir sama dengan ondel-ondel lain.

“Ada yang membuat dengan cara merebus di dalam air panas, ada juga yang memasak dengan cara mengukusnya. Agar rasa ondel-ondel tersebut tambah nikmat, warga memasukkan gula merah pada bagian dalam ondel-ondel,” katanya lagi.

Menariknya, makanan ondel-ondel tidak dijual. Namun dibagikan secara gratis kepada keluarga, tetangga, di masjid, dan warga lain.

Alhasil, setiap malam 16 Ramadan, Desa Bunga Tanjung terlihat lebih ramai karena dikunjungi oleh keluarga yang berasal dari desa tetangga.

“Ondel-ondel malam 16 Ramadan terasa lebih enak. Para pemuda biasa menyantap di dalam masjid saat tadarus,” kata Arifni, pemuda Bunga Tanjung.

 

Reporter: Edi Januar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *