DETAIL.ID, Jakarta – Rencana pemilihan umum Selandia Baru menjadi terganggu akibat wabah virus corona (Covid-19) yang kembali merebak, dan menyebabkan kota Auckland menerapkan penguncian wilayah (lockdown) dan pembatasan pergerakan masyarakat.
Seperti dilansir CNN, Kamis 13 Agustus, Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, dilaporkan tengah meminta pertimbangan dari seluruh kelompok politik terkait nasib pemilihan umum yang rencananya akan digelar pada 19 September mendatang.
“Pada saat ini terlalu dini jika membuat keputusan, tetapi hal ini artinya kita harus lentur dalam aturan,” kata Ardern.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga ” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” number_post=”7″ post_offset=”1″]
Menjelang pemilu, seharusnya parlemen Selandia Baru dibubarkan pada Rabu kemarin.
Namun, Ardern menyatakan akan membuat keputusan pada Senin pekan depan melihat situasi yang berkembang.
Pemimpin Partai Nasional yang merupakan oposisi, Judith Collins, justru mengusulkan penundaan pemilu sampai November atau bahkan tahun depan.
“Sangat sulit untuk berharap pemilu yang adil di saat partai oposisi tidak bebas berkampanye,” ujar Collins.
Saat ini pemerintah Selandia Baru terus menggencarkan pelacakan orang-orang yang pernah terlibat kontak dengan pasien Covid-19 di Auckland.
Mereka menduga wabah itu kembali menyebar dari pengiriman barang luar negeri melalui kapal laut.
Padahal, Selandia Baru mencatatkan sudah nihil kasus virus corona selama 102 hari berturut-turut.
Akan tetapi, pada Selasa lalu tercatat ada empat orang dari sebuah keluarga yang tidak pernah bepergian di dalam dan luar negeri dinyatakan positif Covid-19.
Penduduk Auckland yang sempat menikmati pelonggaran pembatasan sosial kini harus kembali menjalani lockdown.
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga ” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” number_post=”7″ post_offset=”1″]
Akibatnya, para penduduk memadati gerai swalayan untuk membeli bahan makanan. Mereka juga terlihat antre menjalani pemeriksaan Covid-19.