LIPI Ragukan Vaksin Corona Sinovac China Cukupi Kebutuhan RI

LIPI vaksin
Ilustrasi (Detail/ist)

DETAIL.ID, Jakarta – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan kapasitas produksi vaksin virus corona COVID-19 perusahaan BUMN Bio Farma dengan Sinovac Biotech Ltd dari China tak akan langsung bisa mencukupi kebutuhan vaksin di Indonesia.

Kepala Laboratorium Rekayasa Genetika Terapan dan Protein Desain LIPI, Wien Kusharyoto mengatakan Bio Farma tak akan bisa langsung memproduksi 250 juta vaksin COVID-19 yang perusahaan telah janjikan. Wien memperhitungkan kapasitas produksi Bio Farma adalah 50 ribu vaksin per minggu.

“Katakanlah kita butuh 250 juta vaksin dikalikan dua karena vaksin Sinovac butuh dua kali suntikan. Jadi kita butuh sekitar 500 juta vaksin. Kalau Bio Farma memiliki kemampuan produksi 250 juta vaksin per tahun, saya hitung-hitung per minggu mereka hanya bisa produksi 50 ribu,” kata Wien saat webinar LIPI, Selasa 28 juli 2020 seperti dilansir CNNIndonesia.com.

Oleh karena itu, Wien menyarankan agar pemerintah bisa mengalokasikan vaksin yang terbatas tersebut untuk tenaga medis yang terpapar langsung dengan pasien COVID-19.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”baca juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical”]

Prioritas vaksin kepada tenaga medis ini merupakan salah satu yang harus dilakukan. Selain itu, pemerintah harus bisa memprioritaskan vaksin ke daerah-daerah ‘merah’ yang memiliki angka kasus COVID-19 tertinggi.

Oleh karena itu, Wien menyarankan agar pemerintah bisa mengalokasikan vaksin yang terbatas tersebut untuk tenaga medis yang terpapar langsung dengan pasien COVID-19.

Prioritas vaksin kepada tenaga medis ini merupakan salah satu yang harus dilakukan. Selain itu, pemerintah harus bisa memprioritaskan vaksin ke daerah-daerah ‘merah’ yang memiliki angka kasus COVID-19 tertinggi.

Oleh karena itu, Wien menyarankan agar pemerintah bisa mengalokasikan vaksin yang terbatas tersebut untuk tenaga medis yang terpapar langsung dengan pasien COVID-19.

Prioritas vaksin kepada tenaga medis ini merupakan salah satu yang harus dilakukan. Selain itu, pemerintah harus bisa memprioritaskan vaksin ke daerah-daerah ‘merah’ yang memiliki angka kasus COVID-19 tertinggi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *