Timbul Petisi Tolak Keputusan Exco Pssi Soal Liga 2

Keputusan Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang membatalkan Liga 2 memunculkan petisi penolakan yang ingin kasta kedua Liga Indonesia tersebut dilanjutkan.

Jakarta — Keputusan Komite Eksekutif (Exco) PSSI yang membatalkan Liga 2 memunculkan petisi penolakan kepada ketetapan itu dan ingin kasta kedua Liga Indonesia tersebut dilanjutkan.

PSSI menciptakan keputusan kontroversial dua pekan usai perubahan tahun 2023 dengan menghentikan persaingan Liga 2. Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi menyampaikan penghentian Liga itu menurut hasil rapat Exco PSSI.

Yunus menuturkan tiga argumentasi yang menentukan Liga 2 dilarang: permintaan secara umum dikuasai klub Liga 2, saran tim Transformasi Sepak Bola Indonesia usai Tragedi Kanjuruhan, dan Perpol Nomor 10 tahun 2022 soal periode perizinan kompetisi.

Penghentian Liga 2 itu memunculkan perdebatan di ranah publik, termasuk datangnya pengesahan dari pihak klub-klub Liga 2.

Selain itu ada juga petisi dalam laman Chang.org yang memuat judul ‘Tolak Keputusan Exco PSSI, Lanjutkan Liga 2!’. Petisi itu dibuat akun Transfer Liga 2.

“Keputusan Exco PSSI sudah merugikan ribuan orang yang menggantungkan rezeki di persaingan kasta kedua liga Indonesia, Liga 2. Padahal, sebab dari dihentikannya kompetisi pada Oktober bukan disebabkan tim Liga 2,” kata informasi petisi tersebut.

“Keputusan ini juga akan menyebabkan persaingan tidak sehat di Liga 1 alasannya adalah tidak adanya sistem promosi-degradasi. Penurunan mutu persaingan akan terang adanya.”

Setelah 16 jam dibuat, petisi ‘Tolak Keputusan Exco PSSI, Lanjutkan Liga 2!’ itu sudah ditandatangani lebih dari 2.800 orang sampai pukul 13:30 WIB. Target dari petisi tersebut mendapatkan 5.000 tanda tangan.

Sejumlah komentar terlihat pada unggahan petisi itu. Sebagian komentar menyoroti ketergantungan hidup pada persaingan Liga 2.

“Suami saya pemain liga 2. Mencari nafkah dari liga 2 tolong kebijakannya lihat para pemain yang bekerja di liga 2 mereka memiliki keluarga yang harus diberi nafkah dan makan,” ucap salah satu komentar.

“Hidup saya bergantung dengan sepakbola,” kata komentar lain.

(sry/har)