
Mengutip dari AFP, sedikitnya ada 400 orang– termasuk 300 wisatawan aneh–terjebak di ‘gerbang masuk’ situs wisata peninggalan peradaban suku Inca di kota Aguas Calientes itu memohon untuk dievakuasi.
Sebelum penutupan Machu Picchu, layanan kereta api ke lokasi tersebut sudah dilarang alasannya adalah kerusakan jalur oleh para demonstran.
“Penutupan jaringan jalur Inca dan bentang Machu Picchu telah diperintahkan, alasannya suasana sosial dan untuk menjaga keamanan pengunjung,” demikian pernyataan resmi Kementerian Kebudayaan Peru.
Menteri Pariwisata Peru, Luis Fernando Helguero mengatakan para turis tak bisa meninggalkan tempat itu sebab sejumlah rel penghubung yang dirusak di beberapa tempat.
“Beberapa turis menentukan untuk berlangsung kaki ke Piscacucho, tapi itu menyantap waktu sekitar enam jam atau lebih, dan sangat sedikit orang yang melakukannya,” ujar Helguero.
Piscacucho adalah desa terdekat dengan Machu Picchu yang terhubung dengan jaringan jalan raya.
Mendobrak kampus
Di ibu kota Peru, Lima, abdnegara memakai kendaraan lapis baca untuk ‘mendobrak’ gerbang Universitas San Marcos yang diduga menjadi kawasan ‘sumbangan’ para demonstran.
Kemudian pasukan besar abdnegara menggeledah para penghuni asrama kampus tersebut, dan seringkali memaksa mereka berbaring di tanah dikala investigasi.
Dilaporkan banyak yang ditahan dalam operasi ‘pendobrakan’ tersebut, namun sejauh ini belum diketahui jumlah niscaya yang dibawa aparat.
Demo yang mendesak Presiden Peru Dina Boluarte untuk mundur itu telah berjalan bergelombang semenjak permulaan Desember 2022. Sejauh ini puluhan korban tewas sudah jatuh sehingga membuat Peru diberlakukan status darurat.
Setidaknya sejauh ini tercatat 46 korban tewas–satu di antaranya polisi.
(AFP/kid)