
Dalam akun Twitternya @Hasbil_Lbs, Hasbil mengklaim pemerintah saat ini akan meninggalkan utang meraih Rp7.733,99 triliun.
Ia memaparkan data yang merujuk pada pada teladan GUID 5250 Guidance on Public Debt yang tercantum dalam Laporan Review atas Kesinambungan Fiskal BPK 2020.
Namun, Yustinus mengatakan keadaan tersebut telah terpaut dua tahun budget dari sekarang. Pun, 2020 ialah tahun puncak himpitan pandemi covid-19.
“Di 2020 ekonomi melambat, penerimaan stress, tapi di segi lain kita harus memajukan belanja untuk penanggulangan covid-19 dan pemulihan ekonomi. Konsekuensinya defisit APBN melebar,” ujarnya melalui akun Twitter resmi @prastow.
Lantas berapakah utang pemerintah selamat pandemi covid-19?
Kementerian Keuangan mencatat posisi utang Indonesia hingga tamat Desember 2020 meraih Rp6.074,56 triliun. Jumlah ini naik Rp1.296,56 triliun dibandingkan posisi pada simpulan 2019 sebesar Rp4.778 triliun.
Utang pemerintah ini didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 85,96 persen dan santunan sebesar 14,04 persen.
Utang dari SBN tercatat sebesar Rp5.221,65 triliun yang terdiri dari SBN domestik Rp4.025,62 triliun dan valas Rp1.196,03 triliun.
Sedangkan utang lewat sumbangan tercatat Rp852,91 triliun. Pinjaman ini terdiri dari bantuan dalam negeri Rp11,97 triliun dan derma luar negeri Rp840,94 triliun.
Sementara pada simpulan 2021, utang pemerintah tercatat sebesar Rp6.908,87 triliun, dengan rasio utang 41 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Secara rinci, utang ini didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) dengan takaran 88,15 persen dan utang lewat pinjaman sebesar 11,85 persen dari total utang yang dimiliki Indonesia.
Utang dari SBN tercatat Rp6.090,31 triliun yang berisikan SBN domestik Rp4.822,87 triliun dan utang valuta ajaib Rp1.267,44 triliun.
Sedangkan utang lewat bantuan tercatat Rp818,56 triliun. Pinjaman ini terdiri dari perlindungan dalam negeri Rp13,25 triliun dan pemberian mancanegara Rp805,31 triliun.
Kemudian pada simpulan Desember 2022, utang pemerintah tercatat sebesar Rp7.733,99 triliun, dengan rasio utang 39,57 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Utang pemerintah ini didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 88,53 persen dan sumbangan sebesar 11,47 persen.
Utang dari SBN tercatat sebesar Rp6.846,89 triliun yang berisikan SBN domestik Rp5.452,36 triliun dan valas Rp1.394,53 triliun.
Sedangkan utang lewat perlindungan tercatat Rp887,10 triliun. Pinjaman ini terdiri dari tunjangan dalam negeri Rp19,67 triliun dan pemberian mancanegara Rp867,43 triliun.
(fby/dzu)