Melansir dari AFP, CDC China dalam pernyataannya pada Sabtu , 21 Oktober 2023 menyatakan setidaknya ada 681 pasien di rumah sakit yang tewas sebab kegagalan pernapasan akibat bisul virus corona, dan 11.977 tewas alasannya adalah komplikasi penyakit dengan bengkak Covid-19 selama abad itu.
Angka tersebut belum tergolong dengan kemungkinan jumlah korban tewas di luar perawatan rumah sakit.
Perusahaan analis, Airfinity, mengestimasi masalah ajal harian Covid di China akan mencapai puncaknya sekitar 36 ribu selama isu terkini libur Imlek.
Perusahaan itu juga memperhitungkan setidaknya lebih dari 600 ribu orang tewas terkait virus corona di China semenjak negara yang dipimpin Xi Jinping itu menghentikan kebijakan zero-Covid pada Desember 2022 lalu.
Sementara itu, pada Sabtu kemudian, Kepala Epidemiolog dari CDC China Wu Zunyou menyampaikan “gelombang epidemi ketika ini sudah menginfeksi sekitar 80 persen orang” di negara berpenduduk 1,4 miliar orang tersebut.
Klaim tersebut muncul di tengah tingginya perjalanan yang terjadi di masa piknik Tahun Baru Imlek yang kadang dijuluki selaku ‘migrasi insan terbesar di dunia.’ Tingginya mobilitas orang-orang tersebut dikhawatirkan mampu menyebarkan virus ke pedesaan dan menjadikan gelombang infeksi kedua.
Meski demikian, Wu di akun media umum pribadinya menyampaikan gelombang abses kedua kemungkinan tidak akan terjadi sebab sebagian besar orang sudah sadar akan Covid-19 sehingga mereka sudah melakukan proteksi.
“Dalam dua sampai tiga bulan ke depan, kemungkinan rebound skala besar Covid-19 atau gelombang kedua abses di seluruh negeri sangat kecil,” kata Wu, seperti dikutip CNN.
Sebelumnya, penelitian dari National School of Development di Universitas Peking memperkirakan lebih dari 900 juta orang, atau 64 persen dari populasi China, “kemungkinan” sudah terinfeksi Covid-19 pada 11 Januari.
Penelitian universitas juga menunjukkan epidemi memuncak di sebagian besar daerah pada 20 Desember, sekitar 13 hari setelah China mulai melonggarkan pembatasan Covid-nya. Studi ini juga menyebut bengkak telah memuncak di mana-mana di negara itu pada tamat Desember.
Di sisi lain, Kementerian Transportasi China memperkirakan lebih dari 2 miliar perjalanan akan dilakukan selama 40 hari di ekspresi dominan libur Imlek. Pasalnya, ini yakni pertama kalinya periode libur Imlek tidak diberlakukan pembatasan perjalanan domestik semenjak dimulainya pandemi selama tiga tahun.
Pada Minggu, 22 Januari 2023, stasiun televisi CCTV melaporkan lebih dari 26 juta perjalanan penumpang dikerjakan pada malam Tahun Baru China atau Imlek.
Angka tersebut hanya setengah dari jumlah pelancong di hari yang sama pada 2019, sebelum pandemi Covid-19. Namun, angka tersebut 50,8 persen lebih tinggi dari 2022.
CCTV memaparkan lebih dari 4,1 juta orang bepergian dengan kereta api dan 756.000 orang melalui udara untuk reuni piknik pada hari sebelum dimulainya Tahun Baru Imlek.