Axelsen ketika kerap digadang-gadang menjadi pemain tunggal putra terbaik. Permainan yang damai, apik dalam bertahan, mematikan saat menyerang, mempunyai penempatan bola akurat, dan jangakauan lapangan yang mendukung adalah sederet modal Axelsen menaklukkan musuh.
Akan namun Vitidsarn memberikan tampilan yang tak bisa dianggap enteng. Kalah enam kali dari Axelsen tak menciptakan tunggal putra Thailand itu ciut menghadapi pemain nomor satu dunia yang kerap disebut-sebut mirip robot.
Kekalahan Axelsen yaitu momen langka. Pada tahun kemudian saja, pemain 29 tahun itu cuma kalah tiga kali.
Sebelum takluk dari Vitidsarn di India Open 2023, Axelsen menelan kekalahan terakhir dikala berjumpa Prannoy HS dalam fase grup World Tour Finals 2022.
Sementara dua kekalahan lain Axelsen pada 2022 diderita dikala berjumpa Loh Kean Yew di perempat final Denmark Open dan saat takluk dari Lakshya Sen di semifinal German Open.
Pebulutangkis-pebulutangkis Asia terbukti selalu menjadi watu sandungan bagi Axelsen. Atlet Eropa terakhir yang mampu menjungkalkan Axelsen yaitu rekan senegaranya, Anders Antonsen pada World Tour Final 2020 yang berjalan pada 2021.
Pada 2021, Axelsen tercatat kalah empat kali saja. Selain tumbang di tangan Antonsen, Axelsen juga kalah dari Lee Zii Jia pada simpulan All England, serta harus mengakui keunggulan Kean Yew di Kejuaraan Dunia dan Prannoy di Indonesia Masters.
Sedangkan atlet dari Indonesia yang bisa mengalahkan Axelsen dalam tiga tahun terakhir ialah Anthony Sinisuka Ginting dalam ajang Indonesia Masters 2020.
Setelah kekalahan di langgar puncak India Open 2023, Axelsen pun menyatakan batal berpartisipasi di ajang Indonesia Masters 2023 lantaran argumentasi kebugaran.