Pelatih asal Korea Selatan tersebut menganggap kejadian kontroversial tersebut membuat anak asuhnya berada dalam kesulitan, namun Pan Gon tak bisa berbicara banyak alasannya adalah mengaku tak menyaksikan peristiwa dengan saksama.
“Sulit untuk mengatakannya karena saya tidak melihat dengan terperinci. Saya pikir saya mesti betul-betul menganalisis situasinya dan lalu saya bisa mengatakan sesuatu,” ujar Pan Gon dalam konferensi pers sehabis pertarungan.
Kejadian kontroversial pada menit ke-60 itu diawali duel perebutan bola antara Azam Azmi dengan Doan Van Hau. Azam berusaha mengadang Van Hau yang menjajal melaksanakan akselerasi di segi sayap kanan pertahanan Malaysia.
Duel berakhir dengan kedua pemain terjatuh sempurna di samping papan iklan yang berada di bersahabat kotak penalti Malaysia. Terlihat berkelahi fisik Azam dan Van Hau setelah keduanya terjatuh.
Pertandingan sempat berlanjut beberapa ketika hingga kemudian wasit Ryuji Sato menghentikan laga dan menunjuk titik putih tanda penalti untuk Vietnam.
Tak hanya itu, anggota korps baju hitam dari Jepang itu juga memberi Azam kartu merah sehingga Malaysia bermain dengan 10 orang menyusul Vietnam yang lebih dahulu dihadiahi kartu merah oleh Sato pada babak pertama.
“Ada potensi menjangkau kemenangan malam ini, tetapi ada peristiwa yang aku mesti melihat ulang apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Pan Gon mengenai insiden berbuntut kartu merah dan penalti.
“Kejadian itu menciptakan kami kesusahan. Situasi yang sungguh sulit untuk menyamakan kedudukan membalikkan kondisi,” tuturnya.
Malaysia kalah tiga gol tanpa balas dari Vietnam dalam tubruk tersebut, sehingga harus menjalani tubruk hidup mati demi tiket semifinal Piala AFF 2022 dikala menghadapi Singapura pada 3 Januari.