SIASAT  

Jabat Tangan Legowo, Terima Kekalahan di TPS 04 Pematang Gajah

Kedua Saksi Bersalaman Usai Perhitungan Suara (Detail/Ist)

DETAIL.ID, Muaro Jambi – Siang terang benderang Kamis, 27 Mei 2021 di TPS 04 Pematang Gajah seketika berubah. Cuaca tak lagi cerah. Awan hitam mulai menutupi langit biru. Menurunkan suhu udara panas berganti kesejukan. Pukul dua minus lima belas menit siang, petugas mulai menghitung suara.

Petugas pembaca kertas suara tampak tegang. Begitu banyak pasang mata menyaksikan mereka. Tampak sekali mereka sudah sangat tidak ingin mengulang semua kelelahan ini. Pemilihan Gubernur kali ini menghabiskan energi, waktu bahkan anggaran dana yang begitu besar. Gurat wajah mereka menampakkan rasa lelah yang luar biasa. Mereka ingin segera mengusaikan semuanya.

Petugas memohon izin pada Bawaslu dan saksi untuk mulai membuka lalu menghitung jumlah surat suara. Sebanyak 230 orang pemilih hadir selaras dengan jumlah kertas suara yang ada ketika kotak suara dibuka. Usai menghitung dan mengumumkan jumlahnya, petugas kembali meminta izin untuk segera memulai perhitungan.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical”]

Kotak suara pun dibuka. Petugas menumpahkannya di atas meja. Mereka mengangkat kotak itu dan memampangkan kepada saksi dan perwakilan Bawaslu. Kotak dimiringkan agar telihat jelas tidak ada surat suara yang tersisa menyelip dalam kotak.

“Dua ratus tiga puluh! Pas ya?!” kata Putra, petugas KPPS yang membacakan hasil perhitungan suara.

Putra merapikan surat suara sebelum lanjut pada perhitungan. Ia dibantu keempat temannya. Sementara itu saksi-saksi sudah siap merekap, wartawan siap merekam, aparat pun sudah siaga menjaga.

“Satu,” sebut Putra mulai membacakan surat suara. Nomor urut 01 menjadi suara pertama pada pembacaan hasil pemungutan suara ulang di TPS 04.

Rerintik mulai turun perlahan menandai dimulainya perhitungan. Petugas membacakan hasil satu per satu surat suara dengan tenang. Empat menit berjalan rerintik menderas. Bulir-bulir air itu semakin ramai dan cepat berjatuhan. Tempias air mulai masuk ke tenda. Menyadari itu, para petugas KPPS pun dengan sigap merapikan meja-meja. Mereka menggeser meja dan papan lebih ke tengah, memastikan air takkan merusak surat suara ataupun perangkat penting lainnya.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical”]

Sekitar lima menit mereka berbenah merapikan meja-meja di dalam tenda. Saksi pun mengingatkan, “Jangan terlalu lama jeda.”

Belum sampai 5 menit perhitungan dimulai lagi, langit mulai menurunkan tempo. Bulir-bulir air tak lagi jatuh dengan deras. Perlahan tapi pasti, hujan mulai berhenti.

Sempat terjadi insiden kecil. Kertas suara yang hendak dibacakan terjatuh. Putra bergegas menyelamatkan surat suara itu.

Beberapa celetukan khawatir dan sinis mengingatkan petugas untuk lebih hati-hati. Emosi Putra sedikit naik. “Sabar dulu!” katanya. Beberapa petugas lain pun menenangkan sebelum perhitungan kembali dilanjutkan.

Di tengah perhitungan, petugas menyatakan satu surat suara rusak. Semua pasangan calon dilubangi gambarnya dalam satu surat suara itu. Alhasil petugas pun tegas menyatakan surat suara rusak atau tidak sah.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical”]

Saksi dengan cermat menyimak perhitungan, ditandai dengan coretan mereka di kertas. Satu jam kurang 5 menit, perhitungan suara selesai. Otot-otot tegang petugas mulai meregang. Mereka mulai lega.

Hasil dihitung dengan cermat. “Nomor urut satu mendapat 80 suara, nomor urut dua 10 suara. Nomor urut tiga 139 suara. Satu surat suara rusak” kata Putra.

Saksi-saksi yang dihadiri oleh perwakilan dari dua pasangan calon yakni nomor urut 01 dan 03 saja mulai mencocokkan. Sedangkan saksi dari paslon 02 absen pada perhelatan ini, sebab mereka sudah tak punya peluang. Ternyata hitungan dua saksi paslon pun mengonfirmasi kebenaran perhitungan oleh petugas KPPS.

Kedua saksi bersalaman. Mereka saling melemparkan senyum. Terdengar teriakan di pinggiran tenda, “Salam-salam, salam! Damai kan” kata seorang warga di pinggir tenda.

Kedua saksi kembali mengulang. Mereka kembali bersalaman dengan lebih mantap menandai kesejukan suasana perhitungan itu. Sekaligus menjadi pertanda bahwa di arus rakyat, mereka sudah legowo dengan apapun hasilnya.

Lalu bagaimana dengan petingginya? Sudahkan mereka memantapkan hati untuk legowo menerima hasil perhitungan suara kali ini?

Reporter : Febri Firsandi Putra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *