NIAGA  

Ashmore: Gelombang Biru dan Vaksinasi, Waktu Tepat untuk Kembalinya Investor Asing

Ashmore. Ilustrasi. (Detail/ist)

DETAIL.ID, Saham – Bursa saham Indonesia mengakhiri pekan pertama Januari, Jumat 8 Januari 2021, dengan mencatatkan lompatan 1,69% ke level 6.257, atau melesat 4,66% dibanding akhir sesi perdagangan pada penutupan tahun lalu di posisi 5.979,07.

PT Ashmore Asset Management Indonesia, mencatat, IHSG menutup tahun lalu dengan return -5,09%, namun Indeks Obligasi Indonesia Bloomberg memberikan imbal hasil yang cukup baik sebesar 14,4% pada tahun 2020.

Beberapa peristiwa penting yang mempengaruhi pergerakan dana di pasar modal dalam dan luar negeri sepanjang pekan ini, antara lain:

  • Pertunjukan buruk Demokrasi AS berupa kerusuhan yang disertai kekerasan, mengiringi perjalanan akhir kekuasaan Presiden AS Donald Trump. Kerumunan pendukung yang dia dorong menyerbu gedung Capitol AS, memperkuat kekalahannya. Pada hari yang sama, Demokrat mengamankan kendali Senat dengan memenangi kedua pemungutan suara putaran kedua Georgia, membuka jalan bagi Presiden terpilih Joe Biden untuk mengejar agenda pemerintahannya.
  • Cina-UE mencapai kesepakatan investasi penting yang pada prinsipnya telah menyimpulkan negosiasi Perjanjian Komprehensif tentang Investasi (CAI). Kesepakatan itu memberi komitmen kepada China untuk memberikan akses pasar yang lebih besar, yang berpotensi meningkatkan perdagangan bilateral senilai sekitar USD650 miliar pada tahun 2019,.
  • Indonesia akan memulai program vaksinasi virus korona pada 13 Januari, dengan diawali suntikan pertama untuk Presiden Joko Widodo. Indonesia berupaya untuk memvaksinasi 181,5 juta orang – sekitar dua pertiga dari populasi – pada Maret 2022. Program vaksinasi gratis kepada masyarakat akan digelar dengan mengandalkan vaksin Barat dan China. Indonesia telah memesan 125,5 juta dosis dari Sinovac, 50 juta dari AstraZeneca Plc dan 50 juta dari Novavax Inc., sambil mengembangkan 57,6 juta vaksin Merah Putih.
  • Indonesia akan memberlakukan pembatasan sosial yang lebih ketat selama dua pekan di daerah tujuan wisata di Bali dan sebagian Jawa, termasuk ibu kota Jakarta dan sekitarnya. Langkah- tersebut diantaranyaa dengan mendorong 75% pekerja untuk bekerja dari rumah, pusat perbelanjaan tutup lebih awal ,dan restoran membatasi pengunjung hingga 25% dari kapasitas.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”baca juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical” include_category=”658″]

Berikut catatan Ashmore pekan ini, dalam Weekly Commentary , Jumat 8 Januari 2021:

Gelombang Biru dan Potensi Kembalinya Investor Asing pada IHSG

Konfirmasi bahwa Demokrat telah memenangkan kedua pemilihan kursi senat minggu ini di Georgia, memunculkan kemungkinan bahwa Biden akan dapat mendorong beberapa rencananya untuk belanja fiskal tambahan. Namun Ashmore menilai hampir tidak mungkin bahwa stimulus fiskal akan disertai dengan pengetatan peraturan secara radikal, mengingat sempitnya “kontrol” yang akan dimiliki Demokrat di Senat.

“Setidaknya salah satu senator Demokrat (Joe Manchin dari West Virginia) tampaknya akan keberatan dengan inisiatif perubahan peraturan yang besar. Kami menduga bahwa prospek aktivisme fiskal dan kebuntuan regulasi pada akhirnya akan sesuai dengan ri s k-investor s” tulis Ashmore.

Menurut Ashmore, penggerak dominan dari reli risiko yang sedang berlangsung adalah kebijakan makro super-stimulasi dan prospek vaksinasi massal yang pada akhirnya dapat mengendalikan Covid-19. “Dalam pandangan kami, tema-tema tersebut kemungkinan akan tetap dimainkan dalam beberapa minggu ke depan, di samping kecenderungan dolar AS untuk berfungsi sebagai risk haven currency yang melemah ketika pasar aset berisiko naik,” ujar Ashmore.

Ashmore berpendapat, inilah waktu yang tepat untuk memperhitungkan potensi pengembalian investor asing ke pasar Indonesia, karena investor asing melakukan aksi jual secara besar-besaran pada tahun 2020, mengurangi kepemilikan saham mereka di IHSG dengan laju tercepat dalam lima tahun terakhir. Asing investor menarik USD3,3 miliar dari IHSG pada 2020, hampir menyamai level tertinggi sebelumnya dari arus keluar USD3,7 miliar pada 2018, tahun ketika penyertaan China-A dalam indeks utama dimulai.

“Namun, karena pandemi adalah salah satu kekhawatiran terbesar investor asing, arus keluar ini dapat berbalik seiring dengan membaiknya situasi pandemi. Di Indonesia, vaksinasi bisa dimulai sebagai pada kuartal I 2021 (1Q21). Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.” (Ashmore)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *