PM Pakistan Sebut Kartun Nabi Muhammad Semakin Memicu Islamofobia

PM Pakistan Sebut Kartun Nabi Muhammad Semakin Memicu Islamofobia
PM Pakistan, Imran Khan (Detail/ist)

DETAIL.ID, Jakarta – Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, pada hari Jumat 25 September, mengutuk publikasi baru kartun Nabi Muhammad SAW yang dirilis oleh harian mingguan satir Prancis, mendesak upaya PBB melawan apa yang disebut meningkatnya Islamofobia.

Berbicara di depan Majelis Umum PBB dalam pesan yang direkam sebelumnya, Khan mengatakan bahwa meningkatnya nasionalisme global telah “menonjolkan Islamofobia” dan mengatakan bahwa Muslim “terus menjadi sasaran impunitas di banyak negara.”

“Insiden di Eropa termasuk penerbitan ulang sketsa penghujatan oleh Charlie Hebdo adalah contoh terbaru,” kata Khan, seperti dilansir AFP, Sabtu 25 September 2020.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga ” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” number_post=”7″ post_offset=”1″]

“Kami menekankan bahwa provokasi yang disengaja dan hasutan untuk membenci dan kekerasan harus dilarang secara universal.

“Majelis ini harus mendeklarasikan hari internasional untuk memerangi Islamofobia dan membangun koalisi untuk melawan momok.”

Charlie Hebdo, yang dikenal karena humornya yang kasar dan keyakinan absolutnya terhadap kebebasan berbicara, telah berulang kali memicu kemarahan di dunia Islam dengan menerbitkan kartun Nabi Muhammad.

Banyak Muslim menganggap penggambaran fisik nabi mereka sebagai penghujatan.

Dua belas orang tewas dalam serangan oleh pria bersenjata Islam di kantor Charlie Hebdo di Paris pada 7 Januari 2015.

Pada hari Jumat, seorang pria dengan sebilah pisau melukai dua orang di luar bekas kantor surat kabar di Paris sebelum ditangkap oleh polisi.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga ” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” number_post=”7″ post_offset=”1″]

Penodaan agama adalah masalah yang sangat sensitif di Pakistan, yang telah menyaksikan pembunuhan massal atau main hakim sendiri terhadap orang-orang yang dituduh tidak menghormati Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *