
Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno mengatakan mekanisme yang perlu diikuti oleh para nasabah ialah mengajukan permohonan penangguhan atau kelonggaran kepada perusahaan pembiayaan bersangkutan.
Setelah itu, pihak multifinance tersebut akan melakukan pengecekan data, dan menganalisis permohonan tersebut dengan melihat kemampuan dan daya bayar dari nasabah terkait.
Dia juga mengatakan, nasabah yang diperbolehkan mendapatkan penangguhan ialah khusus nasabah yang terdampak virus corona yang membuat aktivitas mereka tidak berjalan sehingga tidak ada pemasukan, Seperti pekerja informal dan driver ojek online (ojol) atau sopir taksi online.
“Pertama, debitur secara pro aktif memasukkan permohonan, nanti akan dihubungi petugas multifinance. Nanti akan ditanyakan mengapa mengajukan, pengajuan berapa lama, bisa dikirimkan bukti, rekening, dari situ nanti diputuskan seperti apa keringanan yang akan diperoleh,” kata Suwandi, Selasa (31/3/2020).
[jnews_element_newsticker newsticker_title=”Baca Juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” newsticker_animation=”vertical” number_post=”8″ post_offset=”2″]
Adapun tata cara pengajuan restrukturisasi (keringanan) berlaku mulai tanggal 30 Maret 2020. Berikut yang perlu dilakukan:
A. Pengajuan permohonan restrukturisasi (keringanan) dapat dilakukan dengan cara mengisi formulir yang dapat di-download dari website resmi perusahaan pembiayaan;
B. pengembalian formulir dilakukan melalui email (tidak perlu mendatangi kantor perusahaan pembiayaan);
C. persetujuan permohonan restrukturisasi (keringanan) akan diinformasikan oleh perusahaan
pembiayaan melalui email.