Laboratorium Wuhan Bantah Jadi Sumber Penyebaran Virus Corona

Laboratorium Wuhan
Direktur Laboratorium Wuhan Yuan Zhiming menampik bahkan menyebut mustahil penyebaran virus corona dari laboratoriumnya. (Detail/ist)

Pada Februari lalu, tuduhan serupa juga sempat muncul ke publik. Laboratorium itu lantas menegaskan pihaknya telah berbagai informasi terkait virus itu dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) sejak Januari lalu.

Bantahan terbaru ini kembali dilontarkan setelah Amerika Serikat menuding bahwa China tak jujur dalam melaporkan sumber penyebaran virus corona pertama kali.

Selama ini, virus yang telah menginfeksi lebih dari 2,3 juta orang di dunia itu diyakini bersumber dari sebuah pasar tradisional di wuhan yang menjual binatang liar.

[jnews_element_newsticker newsticker_title=”baca juga” newsticker_icon=”empty” enable_autoplay=”true” autoplay_delay=”2500″ newsticker_animation=”vertical” number_post=”10″]

Sementara itu, Pemerintahan Presiden Donald Trump meyakini bahwa virus corona pertama kali menyebar dari sebuah laboratorium di Wuhan.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo bahkan mengatakan AS tengah melakukan penyelidikan penuh terkait bagaimana virus corona bisa menyebar ke seluruh dunia pertama kali.

Tak hanya pemerintah AS, sejumlah media Negeri Paman Sam, seperti the Washington Post dan Fox News juga merilis laporan terkait tuduhan serupa.

Kedua media itu mengutip sejumlah sumber yang menyuarakan kekhawatiran bahwa virus corona mungkin muncul secara tidak sengaja dari Laboratorium Institut Virologi Wuhan.

Tudingan ini muncul ketika China dianggap tidak transparan dalam melaporkan perkembangan penyebaran virus corona di dalam negeri. Di awal wabah corona menyebar, China dianggap tidak transparan mengenai penjelasan kronologi kemunculan hingga penyebaran pandemi tersebut.

Pihak berwenang China dianggap berupaya menutupi kemunculan wabah corona setelah sejumlah dokter di Wuhan dijatuhkan sanksi setelah mencoba memperingatkan publik terkait ancaman virus tersebut.

Insiden itu terjadi di awal penyebaran virus corona di Wuhan sekitar Desember 2019 lalu. Salah satu dokter tersebut, Li Wenliang, bahkan meninggal dunia setelah tertular dari pasien corona yang ia rawat.

Pekan ini, transparansi China kian dipertanyakan setelah pihak berwenang Kota Wuhan mengakui keliru menghitung jumlah kematian corona di wilayahnya. Setelah merevisi data, jumlah kematian virus corona di Wuhan melonjak drastis hingga 50 persen.

Pihak berwenang Wuhan beralasan staf medis yang kewalahan sehingga memicu banyak kasus kematian corona yang terlambat dilaporkan.

Exit mobile version