DETAIL.ID, Tebo – Pengembangan usaha sarang burung walet di Kabupaten Tebo, Jambi tampak mulai menjamur. Sayangnya hanya sebagian saja yang diduga memiliki izin dan menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Kepala Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Kabupaten Tebo, Nazar Efendi mengatakan pada tahun 2018 lalu baru tujuh usaha sarang burung walet yang menyumbang PAD. “Total PAD dari tujuh usaha itu hanya Rp10 juta,“ kata Nazar.
Meski demikian kata Nazar, PAD dari usaha sarang burung walet itu sudah melebihi target. “Kalau target PAD-nya Rp8 juta. Artinya kita kelebihan target sekitar Rp2 juta,“ kata Nazar lagi.
Menurut Nazar, PAD dari usaha sarang burung walet diyakini bisa meningkat jika izin usaha bisa ditingkatkan. “Intinya kan kalau ada izin baru bisa diambil PAD-nya,“ ujarnya.
Terkait banyaknya indikasi usaha sarang burung walet yang tidak memiliki izin, diakui oleh Kepala Satpol PP Tebo, Taufik Khaldy. Menurut dia, untuk menertibkan izin usaha tersebut harus melibatkan semua instansi atau semua pihak untuk mencari solusi permasalahan tersebut. “Semua pihak terkait harus duduk bersama untuk mencari solusi atas permasalahan ini,” kata Taufik Khaldy.
Pantauan detail, saat ini usaha sarang burung walet tengah marak di Kabupaten Tebo. Tidak hanya di tengah kota maupun di tengah pemukiman, bahkan tempat usaha yang dibangun seperti rumah toko (ruko) ini, ada juga yang dibangun di sempadan sungai.
Sayangnya, dari puluhan usaha sarang burung walet tersebut diduga banyak tidak memiliki izin baik Izin Mendirikan Bangunan (IMB), tata ruang, izin lingkungan maupun izin lainnya.
Reporter: Syahrial
